Elektroforesis Asam Amino




Elektroforesis Asam Amino
Tugas Kimia Organik
Kelas 12-4


1.     Arifatin Nurufazzah
2.     Ayu Lintang Cahyani
3.     M. Farizal Aulia hanafi
4.     M. Riandhika Vianto
5.     Santi Puspita Sanjaya
6.     Syarah Habibah Balqis
7.     Syiva Nooraini


SMK – SMAK BOGOR
2015



Kata Pengantar



Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Elektroforesis Asam Amino dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada Bapak Lalu Shafwan Hadi El Wathan S.Si selaku Guru mata pelajaran Kimia Organik SMK – SMAK Bogor yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pemisahan Asam Amino melalui Teknik Elektroforesis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat, mengingat tidak adanya sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.




Bogor, November 2015


Penyusun


Daftar Isi



Bab 1. Pendahuluan

Latar Belakang

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang ilmu kimia karena kebanyakan materi yang terdapat dialam dapat berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran , kita harus melakukan suatu pemisahan. Berbagai teknik  pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran .Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat di negara-negara berkermbangakan selalu diikuti pula dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin marak di bidang teknologi.
metode elektroforesis ini mulai berkembang akhir abad ke 19 setelah ditemukan penelitian yang menunjukkan adanya efek dari listrik terhadap partikel-partikel atau molekul-molekulyang bermuatan listrik, dalam ha1 ini termasuk juga protein (Pornet, Quincke, Hardy. dalamRichardson dkk, 1986). menurut passteur dkk. (1988) elektroforesis berasal dari bahasaJunani yang mempunyai arti transport atau perpindahan melalui partikel-partikel listrik.
Pemisahan elektroforesis pertama diterbitkan pada tahun 1930 oleh ilmuwan SwediaArne Tiselius, ia memisahkan protein serum sesuai dengan change mereka dalam tabung berbentuk u diisi dengan buffer. untuk ini dan lainnya accomplishments.Tiselius dianugerahi hadiah nobel pada tahun 1948. Hari elektroforesis terbentuk baik pada gel slab atau slab gelelektroforesis dikembangkan pada tahun 1950 dan sejak itu menjadi teknik standar yang digunakan di laboratorium biokimia. elektroforesis Capilary dikembangkan lebih baru pada1980-an. CE dapat dengan mudah otomatis dan sekarang merupakan metode yang berkembang sangat cepat dalam dunia akademis dan industri . banyak modus yang berbedaelektroforesis telah dikembangkan untuk dilakukan baik dalam gel dan capilaries.

Tujuan

a.      Mengetahui Dasar Elektroforesis
b.      Mengetehaui Manfaat Elektroforesis
c.      Mengetahui prosedur kerja pemisahan asam amino dengan    metode elektroforesis

Bab 2. Pembahasan

A.   Kajian Teori


1.   Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Gambar 1. Strukture Asam Amino



Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan. Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
2.   SDS Page
SDS-PAGE atau Elektroforesis gel poliakrilamida-Sodium Dodesil Sulfat adalah teknik elektroforesis gel yang menggunakan poliakrilamida untuk memisahkan protein yang bermuatan berdasarkan berat molekulnya saja. Sodium Dodesil Sulfat (SDS) merupakan deterjen ionik yang dapat melarutkan molekul hidrofobik yang memberikan muatan negatif pada keseluruhan struktur protein.  Cara kerja SDS-PAGE adalah dengan menghambat interaksi hidrofobik dan merusak ikatan hidrogen. Metode SDS-PAGE digunakan untuk memisahkan protein demi keperluan biokimia, genetika forensik, dan biologi molekuler.
Metode ini diawali dengan preparasi sampel untuk membuat sampel bermuatan sama sehingga muatan tidak memengaruhi pergerakan komponen sampel dalam gel.[1] Preparasi dilakukan dengan cara mendenaturasi protein menggunakan SDS dan memutus ikatan disulfida pada struktur protein menggunakan beta-merkaptoetanol, bila perlu denaturasi didukung dengan memanaskan sampel. Selanjutnya gel poliakrilamida dibuat menggunakan cetakan gel membentuk lembaran segiempat dengan ketebalan tertentu.[1] Setelah sampel dimasukkan dalam sumur gel, gel dialiri arus listrik sehingga komponen yang terdapat dalam sampel akan terpisah melewati matriks gel berdasarkan berat molekulnya.
Untuk melihat pita komponen yang terbentuk, gel perlu diwarnai dengan pewarna khusus. Beberapa pewarna yang dapat digunakan dalam SDS-PAGE adalah Commasie Brilliat Blue dan Silver Salt Staining. Commasie Brilliant Blue mengikat protein secara spesifik dengan ikatan kovalen. Silver Salt Staining memiliki sifat lebih sensitif dan akurat namun membutuhkan proses yang lebih lama.


B.   Dasar Elektroforesis


Elektroforesis adalah teknik pemisahan suatu partikel/ spesies/ ion atau partikel koloid berdasarkan kemampuan berpindah melalui medium konduktif, biasanya berupa larutan bufer, sebagai respon adanya suatu medan listrik (Harvey 2000). Secara teknis, elektroforesis merupakan istilah yang diberikan untuk migrasi partikel yang bermuatan akibat diberikan arus listrik searah atau DC (Direct Current). Umumnya teknik dari cikal-bakal elektroforesis digunakan untuk menentukan muatan dari suatu koloid (Patnaik 2004). Teknik elektroforesis ditentukan oleh ciri molekular ionik dan adanya muatan sebagai sifat fisik. Arah dan laju pergerakan tergantung pada spot dan intensitas muatan ionik (Rouessac 2007). Bufer elektroda digunakan untuk konduktor arus dengan menjadi jembatan konduksi diantara dua elektroda sehingga memungkinkan terjadinya aliran medan listrik (Skoog 2002).
Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya.
Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan:
F adalah gaya Lorentz, q adalah muatan yang dibawa oleh objek, E adalah medan listrik.

Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA.
Pergerakan molekul terutama tergantung di muatan yang ada pada permukaan partikel, tanda dan besarnya muatan pembawa oleh variasi group ionogenik. Tergantung kepada kekuatan molekul listrik dan pH dari medium dalam mengkateristik, sehingga pemisahan molekul dapat terjadi karena efek seleksi dan medium yang sesuai.

Ø    Prinsip kerja Elektrofoesis
Prinsip kerja dari elektroforesis adalah adanya pergerakan komponen bermuatan positif (+) pada kutub negatif (-) serta komponen bermuatan negatif (-) pada kutub positif (+). Pegerakan yang terjadi disebut "elektrokinetik" . Hasil yang didapatkan dari elektroforesis adalaha elektroforegram yang memberikan informasi mengenai seberapa cepat perpindahan komponen (tm) atau biasa disebut kecepatan migrasi. Besaran yang digunakan sama dengan pada proses kromatografi.

Skema Elektroforesis

 
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa komponen yang bermuatan positif akan bergerak searah dengan medan listrik menuju kutub negatif. Apabila dalam campuran terdapat dua jenis komponen, yakni (1) komponen negatif (-), dan (2) komponen netral (N), maka komponen negatif akan bergerak menuju kutub positif (+) sedangkan komponen netral (N) akan tetap diam. Skema alat elektroforesis secara sederhana dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut dapat dilihat komponen yang bermuatan positif akan mengalir ke arah kutub negatif, sedangkan komponen bermuatan negatif akan mengalir ke arah kutub positif.
Elektroforesis merupakan sebuah proses bergeraknya molekul bermuatan pada suatu medan listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan listrik tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran. Dengan demikian elektroforesis dapat digunakan untuk separasi makromolekul (seperti protein dan asam nukleat).

 

 


 




C.   Manfaat Elektroforesis


1. Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dalam suatu industri dengan alat Cottrell

2. Elektroforesis selalu digunakan untuk menentukan komposisi protein suatu produk makanan. Sebagai contohnya, perbedaan yang terdapat didalam komposisi protein dari protein pekatan kacang kedelai dan pekatan protein gandum yang dihasilkan melalui teknik pemisahan yang berlainan. Elektroforesis dapat juga digunakan untuk menentukan kadar kemurnian suatu protein.
SDS-PAGE digunakan untuk menentukan komposisi subunit sesuatu protein dan untuk menganggar berat molekul subunit sehingga + 5 peratus ralat, walaupun protein yang bermuatan tinggi atau glikoprotein mungkin tertakluk kepada ralat yang besar. Berat molekul ditentukan dengan membandingkan Rm subunit protein dengan Rm protein yang diketahui berat molekulnya. Protein yang disediakan secara komersial boleh didapati dalam beberapa banjaran berat molekul. Untuk menyediakan satu lengkok piawai, logaritma berat molekul protein piawai diplotkan melawan padanan Rm nya. Maka berat molekul protein tak diketahui ditentukan dari Rm nya dengan menggunakan lengkok piawai.

3. Elektroforesis gel biasanya dilakukan untuk tujuan analisis, namun dapat pula digunakan sebagai teknik preparatif untuk memurnikan molekul sebelum digunakan dalam metode-metode lain seperti spektrometri massa, PCR, kloning, sekuensing DNA, atau immuno-blotting yang merupakan metode-metode karakterisasi lebih lanjut.

4. Kemurnian protein dinilai oleh elektroforesis gel poliakrilamid , metode yang digunakan untuk menentukan kemurnian suatu protein menggunakan SDS (Sodium Dodecyl Sulfate)-PAGE (polyacrylamide gel elektrophoresis). Dimana elektroforesis memisahkan biomolekul – biomolekul bermuatan berdasarkan laju migrasi biomolekul tersebut dalam medan listrik.

5. Untuk menganalisis protein plasma dalam darah. Di dalam protein plasma terdapat banyak jenis elektroforesis , yang masing – masing menggunakan medium penopang / penunjang yang berbeda. Di laboratorium klinik, selulosa asetat digunakan secara luas sebagai medium penunjang. Pada pemakaian bahan ini protein plasma dapat dipisah- pisahkan, setelah pemulasan , mejadi lima pita , yang masing- masing dinamai fraksi albumin α1,α2,β , dan γ.

D. Elektroforesis Protein

Metoda yang paling umum untuk memisahkan protein adalah dengan cara elektroforesis menggunakan discontinuous polyacrylamide gel sebagai medium penyangga dan sodium dodecyl sulfate (SDS) untuk mendenaturasi protein. Metoda ini disebut Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE). Metoda ini disebut juga “Laemmli method” karena penemunya U.K. Laemmli, adalah yang pertama kali menggunakan metoda SDS-PAGE.
Fungsi SDS
SDS ( Lauril Sulfat) adalah suatu detergen anionik yang apabila dilarutkan molekulnyamemiliki muatan negatif dalam range pH yang luas. Suatu rantai polipeptida dapat berikatan dengan sejumlah tertentu SDS sesuai ukuran molekul. Muatan SDS akan menghancurkan sebagian besar struktur kompleks protein, dan secara kuat tertarik ke arah anoda (positively - char–ed electrode) bila ditempatkan pada suatu elektrik.
1-D Electrophoresis
Ketika protein dan macromolekul lain ditreatment dengan SDS suatu strong detergen , maka mereka akan ter denaturasi akan bermuatan negatif. Jumlah yang berikatan akan proporsional dengan masa. Jumlah yang tertarik per unit massa di electric fields adalah sama dan seluruh molekul akan bergerak dengan kecepatan yang sama bila tidak ada friksi. Pada proses electrophoresis dengan SDS dilakukan di dalam suatu gel yang akan melewati pori-pori gel seingga kemudahan pergerakan melalui pori tergantung pada diameter molekul. Molekul yang lebih besar akan tertahan dan akibatnya bergerak lebih lambat. Karena molekul terdenaturasi,diameter nya tergantung dariberat molekulnya. Makin besar diameter molekul,maka pergerakan semakin lambat. Dengan demikian electrophoresis dan SDS akan memisahkan molekul berdasarkan molecul weight tidak hanya negative charge.


2-Dimensional Electrophoresis
Jenis gel yang umum digunakan adalah 2-D polyacrylamide gel electrophoresis. Berguna untuk memisahkan ,identifikasi,dan menukur seluruh protein yang terdapat dalam suatu sample sel
Prosedur Kerja
Elektroforesis gel merupakan salah satu teknik utama dalam biologi molekular. Prinsip dasar teknik ini adalah bahwa DNA, RNA, atau protein dapat dipisahkan oleh medan listrik. Dalam hal ini, molekul-molekul tersebut dipisahkan berdasarkan laju perpindahannya oleh gaya gerak listrik di dalam kandungan gel. Laju perpindahan tersebut bergantung pada ukuran molekul bersangkutan. Elektroforesis gel biasanya dilakukan untuk tujuan analisis, namun dapat pula digunakan sebagai teknik preparatif untuk memurnikan molekul sebelum digunakan dalam metode-metode lain seperti spektrometri massa, PCR, kloning, sekuensing DNA, atau immuno-blotting yang merupakan metode-metode karakterisasi lebih lanjut.
Elektroforesis gel merupakan suatu teknik analisis penting dan sangat sering dipakai dalam bidang biokimia dan biologi molekular. Secara prinsip, teknik ini mirip dengan kromatografi: memisahkan campuran bahan-bahan berdasarkan perbedaan sifatnya. Dalam elektroforesis gel, pemisahan dilakukan terhadap campuran bahan dengan muatan listrik yang berbeda-beda (menggunakan prinsip dalam elektroforesis).
Gel yang digunakan biasanya merupakan polimer bertautan silang (crosslinked) yang porositasnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk memisahkan protein atau asam nukleat berukuran kecil (DNA, RNA, atau oligonukleotida), gel yang digunakan biasanya merupakan gel poliakrilamida, dibuat dengan konsentrasi berbeda-beda antara akrilamida dan zat yang memungkinkan pertautan silang (cross-linker), menghasilkan jaringan poliakrilamida dengan ukuran rongga berbeda-beda. Untuk memisahkan asam nukleat yang lebih besar (lebih besar dari beberapa ratus basa), gel yang digunakan adalah agarosa (dari ekstrak rumput laut) yang sudah dimurnikan.
Dalam proses elektroforesis, sampel molekul ditempatkan ke dalam sumur (well) pada gel yang ditempatkan di dalam larutan penyangga, dan listrik dialirkan kepadanya. Molekul-molekul sampel tersebut akan bergerak di dalam matriks gel ke arah salah satu kutub listrik sesuai dengan muatannya. Dalam hal asam nukleat, arah pergerakan adalah menuju elektroda positif, disebabkan oleh muatan negatif alami pada rangka gula-fosfat yang dimilikinya. Untuk menjaga agar laju perpindahan asam nukleat benar-benar hanya berdasarkan ukuran (yaitu panjangnya), zat seperti natrium hidroksida atau formamida digunakan untuk menjaga agar asam nukleat berbentuk lurus. Sementara itu, protein didenaturasi dengan deterjen (misalnya natrium dodesil sulfat, SDS) untuk membuat protein tersebut berbentuk lurus dan bermuatan negatif.
Setelah proses elektroforesis selesai, dilakukan proses pewarnaan (staining) agar molekul sampel yang telah terpisah dapat dilihat. Etidium bromida, perak, atau pewarna “biru Coomassie” (Coomassie blue) dapat digunakan untuk keperluan ini. Jika molekul sampel berpendar dalam sinar ultraviolet (misalnya setelah “diwarnai” dengan etidium bromida), gel difoto di bawah sinar ultraviolet. Jika molekul sampel mengandung atom radioaktif, autoradiogram gel tersebut dibuat.
Elektroforesis gel terdiri dari gel pati, gel agar, dan gel poliakrilamid. Gel poliakrilamid merupakan elektroforesis yang paling sering digunakan karena poliakrilamid lebih efektif untuk diaplikasikan pada asam nukleat, lipoprotein dan lain-lain. Dengan kata lain gel poliakrilamid dapat digunakan pada berbagai jenis protein dan asam nukleat.
Gambar Reaksi Pembentukan Gel Poliakrilamid
SDS gel elektroforesis
Sistem elektroforesis gel SDS digunakan untuk memutuskan dan mengkarakterisasi nomor dan ukuran rantai protein atau rantai protein subunit di dalam suatu persiapan protein. Pada dasarnya persiapan protein ini dilakukan dengan adanya tiol yang larut (R-SH, contohnya β-mercaptoethanol) dan SDS. Di bawah kondisi ini, R-SH mereduksi semua ikatan disulfida di dalam protein, yang mana detergen SDS mengikat semua wilayah protein dan menguraikan semua interaksi intramolekuler protein. Hasil ini dalam pengacauan total protein dan pengacauan hubungan antar subunit dan kemudian membawa hasil SDS, rantai polipeptida anionik tinggi. Rantai protein anionic yang terdenaturasi kemudian terurai secara elekroforesik dalam lingkungan buffer yang mengandung tiol dan SDS serta gel poliakrilamid konsentrasi tinggi. Tiol dan SDS mempertahankan posisi terdenaturasi dari protein atau subunit protein. Ikatan SDS pada protein membangkitkan muatan anionic yang konstan ke perbandingan masa untuk seluruh rantai protein yang terurai sementara gel dengan konsentrasi tinggi membangkitkan penyaring molecular, dimana viskositas dan ukuran pori dari gel menentukan pergerakan. Sebagai hasilnya pergerakan yang relative dari tiap anionic rantai polipeptida yang terdenaturasi adalah fungsi log dari bobot molekul rantai polipeptida.
Sistem gel SDS mudah dan bermanfaat sebagai alat elektroforesis gel kuantitatif dan kualitatif. Secara spesifik, persiapan protein murni dapat dianalisis homogenitasnya, hal ini untuk protein yang hasil ikatan selama pewarnaanya sedikit. Dengan kata lain protein murni dapat dianalisis jumlah dan ukuran dari subunit molekularnya.







Bab 3 Simpulan


Elektroforesis merupakan metode yang digunakan untuk penentuan kadar kemurnian suatu protein, menganalisis protein plasma, juga dapat digunakan untuk memperkirakan berat molekul protein yang belum di ketahui.
Elektroforesis mempunyai berbagai tipe, antara lain: Elektroforesis Gel dan Elektroforesis Paper


Daftar Pustaka


Davidson, Victor. L. , Donald B. S ,1999, Biochemistry 4th Edition, Lippincott Williams and Walkins, Philadelphia, USA
Mathew, Christopher K., 1990, Biochemistry, 54-57, The Benjamin/ Cummings, California
Mayes, Peter .A , 1993, Biokimia, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Moran, Laurence A., Scrimgeur, K Gray, 1994, Biochemistry 2nd Edition, Neil Patterson Publisher/ Prentice Hall, Inc., UK
http://kumpulan-makalah-baru.blogspot.com/2012/06/elektroforesis.html
http://majalahkimia.blogspot.com/2011/12/elektroforesis.html
https://www.scribd.com/doc/183737663/Elektroforesis-adalah-teknik-pemisahan-komponen-atau-molekul-bermuatan-berdasarkan-perbedaan-tingkat-migrasinya-docx
http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/08/elektroforesis/

Komentar

Postingan Populer